News Breaking News
Live
wb_sunny

Breaking News

“Pygmallion Effect, Galatea Effect dan Golem Effect” Dalam Kaitannya Dengan Human Capital

“Pygmallion Effect, Galatea Effect dan Golem Effect” Dalam Kaitannya Dengan Human Capital

 Photo Reza 
Karawang,Wartapasundan.Id, Akademisi muda Reza menyampaikan pandangannya keterkaitan Pygmallion Effect,Galatea Effect dan Golem Effect Dengan Human Capital.Dalam penyampaiannya dalam sebuah artikel. 

 “You are what you think” kamu adalah apa yang kamu pikirkan, kira – kira seperti itulah arti dari  ungkapan bahasa inggris ini. Kata- kata ini merupakan gambaran singkat mengenai artikel saya kali ini yang mencoba menguraikan dengan singkat mengenai Pygmallion dan Galatea Effect beserta Golum Effect dalam kaitannya dengan Human Capital.

Human Capital

Human capital secara bahasa tersusun atas dua kata dasar yaitu manusia dan kapital (modal). Dalam konsep Human Capital pada teori ekonomi, Kapital diartikan sebagai faktor produksi yang digunakan untuk membuat suatu barang atau jasa tanpa mengonsumsinya selama proses produksi, adapun konsep ini pertama kali muncul pada tahun 1776 di bidang ekonomi klasik. Maka dalam Konsep Human Capital disini dapat kita definisikan bahwa manusia adalah suatu bentuk Modal dalam segala aktifitas ekonomi, seperti produksi, konsumsi, dan transaksi.  

Lalu bagaimana kaitan Human Capital dengan Pygmallion Effect, Galatea Effect dan Golem Effect. Untuk menjawab itu maka kita harus memahami dulu apa yang dimaksud dengan Pygmallion Effect, Galatea Effect dan Golem Effect.

Pygmallion Effect, Galatea Effect dan Golem Effect

Pygmallion diambil dari nama seorang pematung dalam mitologi Yunani. Pada cerita ini Pygmallion membuat sebuah patung wanita yang sangat cantik dan diberi nama Galatea. Setelah ia menyelesaikan patungnya, ia jatuh hati pada patung tersebut sehingga ia memperlakukan patung tersebut seolah-olah hidup, seiring perjalanan waktu dengan keyakinan dan perlakuan yang sama tersebut, akhirnya pygmallion memiliki ekspektasi dan keyakinan yang kuat agar patungnya bisa menjadi manusia. Pygmalion kemudian berdoa kepada Aphrodite (Dewa-Dewi Yunani Kuno) agar patung ini bisa menjadi manusia, dan akhirnya Aphrodite pun mengabulkannya sehingga patung Galatea tersebut menjadi manusia dan menikah dengan Pygmalion.

Cerita ini kemudian dikembangkan dalam dunia nyata oleh seorang psikolog bernama Robert Rosenthal pada tahun 1968 yang kemudian melahirkan sebuah teori:  “Self-fulfilling Prophecy” yaitu proses dimana ekspektasi atau harapan kita terhadap seseorang akan mengarahkan diri kita agar ekspektasi tersebut terwujud.

Kisah Pygmalion ini kemudian dengan cepat menjadi sumber inspirasi bagi para psikolog dalam mengembangkan persepsi, stigma serta konsep diri manusia. Dari cerita ini kita dapat memahami tentang Keyakinan dan ekspektasi Pygmalion bahwa Galatea dapat hidup dengan memperlakukannya seolah-olah hidup yang kemudian menjadikan Galatea benar-benar hidup. Maka secara singkat dapat kita gambrakan bahwa efek Pygmalion adalah Ekspektasi dan keyakinan dari pikiran kita terhadap sesuatu yang kemudian akirnya bisa terwujud menjadi nyata.

Pada sisi lain,  tokoh dalam cerita diatas selain dari Pygmallion adalah patung Galatea yang kemudian benar benar menjadi hidup dikarenakan ekspektasi dan keyakinan yang kuat oleh Pygmallion, maka dari sini dapat kita gambarkan secara singkat bahwa Galatea adalah efek Eksepktasi orang lain pada seseorang yang kemudian seseorang tersebut menjadi yakin dan mengarah kepada ekspektasi yang diharapkan dari orang lain itu.  

Sedangkan Kebalikan dari Pygmalion Effect adalah Golem Effect yang  secara singkat dapat kita definisikan sebagai ekspektasi keyakinan yang rendah, maka hasil dari yang diyakini pun juga akan rendah.

Kesimpulan

Rastogi (2002) menyatakan bahwa human capital merupakan pengetahuan, kompetensi, sikap, kesehatan, dan sifat yang dimiliki oleh manusia. Maka dari cerita diatas disandingkan dengan Teori Human Capital dapat kita tarik keseimpulan bahwa Pygmallion effect,Galatea Effect dan Golem effect dapat memberikan pengaruh besar dalam Konsep Human Capital utamanya pada sikap dan sifat seseorang yang kemudian menjadi faktor kapital (Modal) dalam kegiatan ekonomi yang dilakukannya.

Sebagai contoh dalam perusahaan, apabila seorang atasan yakin akan bawahannya dapat menyelesaikan tugas yang ia berikan, maka penyampaian dan hasil yang didapat pun sesuai atas apa yang diyakininya (Pygmallion effect), dan ketika seorang bawahan diperlakukan dengan keyakinan positif oleh atasannya dalam suatu penugasan, maka  ia akan cenderung memberikan hasil yang positif (Galate Effect). Hal – hal yang sama pun terjadi dengan keadan yang sebaliknya (Golem Effect).

“You are what you think you are”.

Sumber bacaan :
http://humanresource,about.com/
http://ezinearti.com/
http://en.wikipedia.org/
Social Psychology, James A. Wiggins, Beverly B. Wiggins, James Vander Zanden, Fifth Edition, 1994, McGraw-Hill, Inc

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar